Minggu, 28 Oktober 2012

Misteri lagu Fur Elise

Tidak begitu banyak musik-musik klasik yang mampu membuat para pendengarnya terlena akan kesyahduan lagu tersebut. Seiring semakin berkembangnya industri musik , mungkin musik klasik lebih kalah populer jika dibandingkan dengan musik pop,rock,jazz dll. Namun di antara yang sedikit itu, saya sangat meyakini Fur Elise adalah salah satu lagu yang masih sangat banyak dicintai oleh sejumlah kalangan karena keindahan nada-nada lagunya. Komposisi lagu ini begitu terkenal berkat nada awalnya yang begitu melegenda yang ditulis oleh seorang komponis besar Ludwig van Beethoven yang tuna rungu, Fur Elise adalah komposisi musik yang luar biasa, baik bagi para penikmat maupun pemain.
Dibalik kepopuleran lagu tersebut banyak kisah yang tersimpan di dalamnya. Muncul banyak pertanyaan akan siapa sebenarnya sosok Elise yg dijadikan judul utama oleh Beethoven ini,apakah dia seseorang yang begitu spesial sehingga membuat Beethoven mengabadikan namanya ke dalam sebuah alunan nada yg begitu indah.
Sebelum lebih jauh membahas mengenai lagu ini akan sedikit lebih baik jika kita tahu sedikit siapa sosok Beethoven yang begitu melegenda itu sebenarnya.

Ludwig van Beethoven (dibaptis 17 Desember 1770 di Bonn, wafat 26 Maret 1827 di Wina) adalah seorang komponis musik klasik dari Jerman. Karyanya yang terkenal adalah simfoni kelima dan kesembilan, dan juga lagu piano Fur Elise. Ia dipandang sebagai salah satu komponis yang terbesar dan merupakan tokoh penting dalam masa peralihan antara Zaman Klasik dan Zaman Romantik. Semasa muda, ia adalah pianis yang berbakat, populer di antara orang-orang penting dan kaya di Wina, Austria, tempatnya tinggal. Namun, pada tahun 1801, ia mulai menjadi tuli.

Ketuliannya semakin parah dan pada 1817 ia menjadi tuli sepenuhnya. Meskipun ia tak lagi bisa bermain dalam konser, ia terus mencipta musik, dan pada masa ini mencipta sebagian karya-karyanya yang terbesar. Ia menjalani sisa hidupnya di Wina dan tak pernah menikah.

Keluarga


Kakek Beethoven, Ludwig Louis van Beethoven (1712-1773) bertugas sebagai penyanyi di kapel istana Bonn. Ayahnya, Johann van Beethoven (1740-1792) bekerja sebagai penyanyi tenor untuk pangeran Bonn (dari tahun 1752). Ibunya bernama Maria Magdalena Keverich (1767-1787). Johann van Beethoven memaksa anaknya latihan piano berjam-jam karena menginginkan anaknya menjadi 'anak ajaib' seperti Mozart. Beethoven mengadakan konser pertamanya pada tanggal 26 Maret 1778 tapi kepandaiannya tak setara dengan Mozart pada usia yang sama.
Masa Muda

Guru komposisi pertama Beethoven adalah Christian Gottlob Neefe (1748-1798). Neefe yang melihat bakat musik Beethoven mengajari Beethoven memainkan komposisi-komposisi milik Bach dan cara berimprovisasi, dia juga membantu Beethoven menerbitkan karya pertamanya (1783). Dalam sebuah majalah musik, Neefe menulis bahwa Beethoven bisa menjadi ‘Mozart’ yang kedua seandainya ia meneruskan kariernya.
Pangeran Bonn, Franz Xaver Stelker menunjuk Beethoven sebagai wakil Neefe dalam bermain organ dan harpsikord. Pada 1783, Beethoven menerbitkan tiga sonata yang didekasikan kepada Pangeran Franz, tapi karena ia belum mendapatkan gaji dari pekerjaannya, Beethoven meminta untuk menjadi wakil Neefe secara resmi. Permohonan ini dikabulkan pada tahun 1784. Pada 1785, Beethoven menggubah tiga trio piano untuk pangeran namun karya ini tak diterbitkan sampai Beethoven meninggal. Pada saat yang sama, Beethoven belajar musik pada Franz Ries.

Pada 1787, Beethoven pergi ke Wina atas perintah Pangeran. Di sana ia bertemu dengan Mozart dan memainkan piano di depannya. Mozart sangat kagum dengan Beethoven dan dia mengatakan bahwa Beethoven bisa menjadi musikus besar pada masa depan nanti. Kunjungan Beethoven hanya sementara karena uangnya habis, dia juga dipanggil pulang ke Bonn karena ibunya sakit parah akibat TBC, yang kemudian merenggut nyawanya pada 17 Juli 1787. Beethoven terbeban mengurusi kedua adiknya yang masih kecil. Karena ayahnya pemabuk dan menghambur-hamburkan uang untuk alkohol, Beethoven meminta agar gaji ayahnya diberikan kepadanya. Beethoven mendapat penghasilan tetap dengan memberi les piano kepada keluarga bangsawan.

Berguru pada Haydn


Pada 1792, Joseph Haydn sedang menetap di Wina untuk sementara dalam perjalanannya menuju London. Pangeran Waldstein, salah satu teman dekat Beethoven berhasil membujuk Pangeran Franz untuk membiayai perjalanan Beethoven menuju Wina untuk belajar komposisi pada Haydn.
Pelajaran komposisi Beethoven pada Haydn tak berjalan dengan baik. Haydn memang guru yang ramah dan baik namun dia tak memberi banyak perhatian dan tidak mengoreksi tugasnya dengan teliti. Haydn menghargai Beethoven walau dia kurang mengerti ide-ide musiknya. Beethoven tanpa sepengetahuan Haydn belajar komposisi di bawah bimbingan Johann Schenk. Pangeran Franz memanggil Beethoven pulang ke Bonn tetapi Beethoven memilih untuk tinggal di Wina dan berkarier di sana sampai ia meninggal.
Pada saat Haydn pergi ke London pada awal 1794, Beethoven belajar komposisi pada Johann Georg Alberchtsberger dan Antonio Salieri. Beethoven memulai kariernya di Wina sebagai pianis. Pada Maret 1795, Beethoven membawakan Piano Concerto in Bb Major, Op. 19, dia juga mengadakan kunjungan ke Praha, Dresden, Leipzig, dan Berlin pada 1796.

Detail


Seperti komposer lain, Ludwig van Beethoven jarang memberi nama hasil komposisinya dengan menggunakan nama sendiri. Kebanyakan komposer klasik punya nama sendiri untuk hasil karyanya, penamaan karya para komposer terinsipirasi dari musik yang dimainkan dan nada kunci di mana karya mereka dimainkant. Nama lain dari lagu Für Elise adalah 'Klavierstücke' (Woo 59) yang secara harfiah diterjemahkan menjadi 'piano piece' dari Jerman.

Jika anda pernah melihat partitur aslinya, pada partitur itu tertulis Fur Elise, Bagatelle in A minor, WoO 59. Bagatelle, maksudnya pendek dan berprogresi secara tidak terduga. Fur Elise dimulai dengan nada-nada yang lembut, mengalun, melenakan di bagian pertama kemudian terpecah menjadi progresi yang mengejutkan dan tak terduga di bagian kedua dan ketiga.

Bentuk komposisi seperti ini dinamakan rondo. Dalam rondo, tema pertama dimainkan, kemudian tema kedua diperkenalkan dan dikembangkan. Sebelum tema ketiga masuk, komposisi kembali lagi ke tema pertama dan akhirnya diakhiri kembali di tema pertama setelah melalui tema ketiga yang tak terduga.


A minor
tentu saja adalah kunci dasar yang dimainkan. Dalam musik modern, tanda kunci (key signature) A minor tidak terlalu dikenal karena nada dasar ini sama saja dengan nada dasar C yang terkenal. A minor adalah bentuk sedih dari tangga nada C mayor.

WoO 59
, ini seperti tanda air yang saya tulis dalam setiap karya seorang fotografer. O adalah opus (bahasa Latin) yang kira-kira berarti karya. Masalahnya, Beethoven hanya menomori karyanya hanya untuk karya-karya besar dan penting saja seperti misalnya grand symphonies atau piano sonata. Karya yang lebih kecil seperti Fur Elise ini tidak memiliki nomor opus/karya, sehingga orang memberikan tanda untuk Fur Elise sebagai WoO: tanpa nomor karya.

Misteri yang tersimpan


Pertanyaan yang sangat menarik tentu saja untuk mengetahui siapa Elise dalam komposisi ini. Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa Elise adalah kekeliruan — seharusnya adalah Fur Therese – karena buruknya tulisan tangan Beethoven. Para peneliti Beethoven tidak tahu siapa sebenarnya Elise yang dimaksud. Teori yang terkenal mengatakan bahwa pada mulanya karya tersebut berjudul “Für Therese”. Therese yang dimaksud adalah Therese Malfatti von Rohrenbach zu Dezza (1792-1851), wanita yang ingin dinikahi Beethoven tahun 1810. Sayangnya, ia menikahi pria lain sebelum Beethoven menyatakan perasaan cinta kepadanya. Ia adalah puteri dari saudagar dari Wina, Jacob Malfatti von Rohrenbach (1769-1829). Sampai masa meninggalnya, Beethoven tidak pernah menikah dengan wanita lain. Ketika karya tersebut dipublikasikan tahun 1865, penemunya, Ludwig Nohl, salah menyalin judulnya sehingga menjadi “Für Elise”. Autographnya hilang.

Melodi pembuka Fur Elise yang terkenal menjadi petunjuk inisial wanita yang dicintai Beethoven. Melodinya dimulai dengan nada E - D# - E, atau enharmoninya E - E - E, dibaca E - Es - E, huruf yang menjadi nada lagu dari nama ThErESE atau bahkan EliSE.

Pada tahun 2009 seorang peneliti Beethoven bernama Klaus Martin Kopitz membuat klaim bahwa "Elise" mungkin adalah julukan bagi penyanyi opera yang bernama Elisabeth Röckel seorang komposer yang bertemu dengan Beethoven beberapa tahun sebelum komposisi ini diciptakan. Dikisahkan bahwa Rockel sangat menikmati persahabatannya dengan Beethoven namun kemudian dia menikah dengan teman sekaligus saingan Beethoven yakni Johann Hummel Nepomuk. Ia menemukan sejumlah catatan di St Stephen's Cathedral di Vienna, menyatakan bahwa Röckel memang mungkin telah dikenal sebagai "Elise" setidaknya di kalangan masyarakat Wina. Menurut Kopitz, catatan yang tertera di gereja pada saat pembaptisan anak pertama Röckel pada tahun 1814 sang anak diberi nama Maria Eva Elise.


Dalam teori lain dijelaskan bahwa nama Elise sendiri digunakan sebagai sebuah istilah umum untuk pengganti kata "Sayang", jadi bisa disebutkan bahwa nama Elise digunakan sebagai panggilan sayang oleh sebagian orang termasuk digunakan pula oleh Beethoven. Namun ternyata hal ini tidak di dukung klaim yang membebenarkan teori ini, sejarah dedikasi seorang Beethoven dikatakan tidak membuktikan bahwa dia seorang yang romantis yang menggunakan istilah-istilah seperti ini. Apakah Elise adalah sebuah kesalahan atau tidak belum diketahui sampai saat ini, atau ia dikenal sebagai seorang wanita yang membuat Beethoven terinspirasi untuk membuat karya fenomenal ini.


Andai tulisan itu memang benar Elise, bukan Therese, atau ternyata Elise itu benar seorang Therese, atau bahkan toeri baru mengenai siapa Elise itu adalah sebuah kebenaran yang sesungguhnya, Elise akan selalu menjadi misteri yang akan menghidupkan imajinasi para penikmat musik klasik.

Bahkan saat lagu itu didengarkan dan memainkan bagian pertama Fur Elise, saya bisa membayangkan seorang wanita cantik bernama Elisa yang begitu mempesona laki-laki. Ketika bagian akhir dimainkan, terbayang sebuah kesedihan dari sebuah kisah cinta yang tak terbalas, sebuah kesedihan yang memadamkan sebuah harapan akan cinta yang bersambut, dan cinta itu berakhir dalam sebuah kesedihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar